July 23, 2013
Mengutip Kutipan dan Sepenggal Hal Remeh Temeh Lainya
Tulisan di bawah ini baru ditemukan lagi setengah jam yang lalu di slempitan tipikal buku catatan yang isinya cuman coretan random di 10 halaman pertama, sama seperti buku-buku lainya.
---
10 Februari, 2009
06.07 PM, LIP Sagan. Ditemani seonggok honey crepes mblenyek serta segelas es coklat rasa odol.
Masih, Salah satu hape kesayangan Sony Ericsson seharga 925.000,- itu mengeluarkan serpihan bebunyian dari playlistnya yang sudah di setel secara acak oleh saya. Dan pada detik ini, sebongkah tembang dari 'Not Available' bertajuk 'Iron My Life' tengah sibuk menggantikan lantunan ERK yang baru saja menyudahi celotehnya dengan "Kulihat engkau terkulai.. tubuhmu... membiru.. tragis.. tragis...".
Masih, telinga saya terdesak earphone bervolume kencang sedari bermenit-menit yang lalu. Adzan maghrib terdengar samar. Tapi entah mengapa saya tetap tak kunjung menanggalkan penyumpal telinga magis ini dan segera beranjak ke lantai 2 untuk sembahyang. Kini jeritan 'Iron My Life' sudah tergantikan oleh desahan rancak 'Telepopmusik' dengan 'Dance Me' nya. Telah berpuluh-puluh sore dan malam saya lalui sendirian saja di kursi keras berwarna merah gelap ini. Kadang bersama sepenggal kawan, tapi tidak sering. Pemandangan yang tampak pun tetap saja sama. Bambu-bambu partisi yang menjadi "pagar", ditempatkan menutupi pagar aslinya yang terbuat dari besi, membuatnya terlihat redundan.
Lagipula siapa yang peduli sih del?.
Masih, lagi-lagi saya masih enggan untuk beranjak. Sore episode ini saya mencoba menyerap lagi apa yang dikutip Paul Arden dari Oscar Wilde di bukunya 'Whatever You Think, Think The Opposite'. Ada beberapa kalimat yang menyita perhatian saya.
"Sebagian besar orang adalah orang lain"
"Pikiran mereka adalah orang lain"
"Hidup mereka seperti bunglon"
"Hasrat mereka adalah kutipan"
- Oscar Wilde
Bahkan saya pun perlu mengutip kata-kata ini untuk menampilan bahwasanya saya selama ini adalah isi kutipan tersebut. Seberapapun besar usaha saya membawa, mengarahkan dan menarik diri saya untuk menjadi tidak seperti orang lain ataupun menjadi seseorang yang tidak tipikal, tetap saja kecenderungan untuk terpengaruh orang lain sangatlah besar. Menjadi original adalah utopia.
Tetapi in menurut saya tidak perlu menjadi original untuk menampilkan identitas diri, tapi tidak juga selalu berkiblat pada orang lain. Inspirasi itu perlu, dan ide merupakan buah pikiran yang tak ternilai harganya.
Masalahnya, saya masuk ke dalam salah satu dari rombongan manusia yang dianugerahi oleh Tuhan dengan keadaan dimana selalu berkesusahan dalam memunculkan ide, apapun. (Iya, ini adalah sambat in disguise)
Ide merupakan sesuatu yang prestisius bagi saya. Lalu kira-kira kapan saya bisa lepas dari bayang-bayang kutipan orang lain ya? *ngomong sama rumput*
"Nothing of me is original. I am the combined effort of everyone I've ever known" - Chuck Pahlaniuk.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
i quote an almost similar lines with Palahniuk from a workmate a couple of weeks ago :3
sui2 aku nulis manual lagi deh ini, with pen and paper.
*unwel2 ndas*
Post a Comment